Centenarian adalah julukan bagi orang yang berumur hingga 100 tahun atau lebih. Kabarnya, daerah yang memiliki banyak centenarian adalah Okinawa, Jepang. Pada 2006, penduduk Okinawa yang berusia 100 tahun lebih diperkirakan mencapai 740 orang dengan kondisi kesehatan yang baik; hampir tanpa kanker dan gangguan jantung. Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa selain faktor genetis, faktor pola hidup dan kebiasaan-kebiasaan baiklah yang lebih dominan membuat mereka awet sehat. Mereka menerapkan pola hidup sehat dengan menghindari alkohol, tembakau dan lebih banyak mengkonsumsi sayur dan buah ketimbang makanan berlemak. Dan salah satu rahasia sehat mereka adalah kebiasaan makan mereka, yakni mereka selalu berhenti makan sebelum kenyang. Artinya mereka sudah berhenti makan sekira 80% kenyang. Dan point ini mengejutkan para peneliti hingga Dr. Bradley Wilcox yang terlibat penelitian tersebut menganjurkan agar seseorang sebaiknya segera hentikan makan pada saat merasa cukup dan belum benar-benar kenyang.
Tentunya point terakhir ini juga mengenyakkan kita, umat Muhammad SAW. Orang-orang Okinawa itu, wallahua’lam , sepertinya bukanlah muslim mengingat kebanyakan penduduk Jepang tidak beragama Islam. Namun, mereka bisa hidup sehat dan panjang umur dengan salah satu tips yang sudah diberikan Nabi kita sekian tahun silam. Sedang kita sendiri sering meremehkan nasehat Nabi ini dan hanya menganggapnya pelajaran adab untuk anak TPQ. Padahal jika dicermati , selalu akan didapatkan manfaat dari segi medis, psikologis hingga sosial bahkan kenegaraan. Hanya saja, kebanyakan umat Islam tak mampu mendulang dan mendapatkanyya karena kekurangsungguhan di dalam melaksanakannya.
Yang dipraktekkan orang Okinawa baru secuil dari ajaran Islam yang syumul (mencangkup segala sisi). Belum lagi manfaat medis dari sahlat wajib, shalat tahajud, shalat dhuha atau manfaat medis yang tak terbantahkan dari syariat shaum yang tengah kita laksanakan (tulisan ini terbit pada waktu bulan ramadhan, tapi saya/author baru memposting sekarang). Manfaat yang bisa diperoleh dari syariat jilbab, larangan pacaran dan zina, anjuran menikah, anjuran poligami dan larangan selingkuh, aturan mahram dan lainnya yang akan membantu menangani masalah moral yang tengah anjlok saat ini serta banyak lagi yang lain.
Tapi begitulah realita umat Islam hari ini. Mereka sebenarnya memiliki sesuatu yang luar biasa tapi mereka tak menyadarinya. Yang ada, tidak sedikit yang justru terpukau dengan adat, kultur, kebiasaan dan pemikiran orang-orang barat dari selain kaum muslimin. Mereka mengadopsi semua itu sembari bertepuk dada penuh bangga karena bisa mirip dengan orang Eropa atau Amerika.
Memang benar, tidak semua yang dari barat pasti jelek. Ada juga yang baik entah itu kebiasaan, pemikiran atau konsep-konsep hidup. Tapi, kalau kita mau pelajari, tak jarang hal-hal baik yang ada pada mereka sudah ada pula dalam Islam; konsep hidup, motivasi dan kultur-kultur yang baik.
Bukan mustahil pula, semua itu sebenarnya mereka ambil atau berasal dari Islam. Sebab, fakta sejarah tak bisa dibantah bahwa peradaban Islamlah yang secara determinan memajukan peradaban Barat. Kalau memang benar begitu, umat ini tak ubahnya orang Indonesia yang melancong ke luar negeri, membeli barang mahal disana, merasa bangga, tanpa menyadari bahwa barang itu di impor dari Indonesia.
Karenanya, marilah kita evaluasi lagi kecintaan dan perhatian kita terhadap anugrah paling indah di dunia ini. Jangan sampai anugrah ini terlihat usang karena tak kita rawat, lalu kita buang dan diganti dengan sesuatu yang terlihat indah padahal mungkin hal itu hanyalah seonggok tanah atau malah sampah. Wallahua’alm (aviv)
Ar-risalah
Edisi 122
Vol.XI No. 02 Ramadhan 1432 H/ Agustus 2011